115 KM Dari Teluk Persia

115 KM Dari Teluk Persia

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamualaikum

Kota kedua terbesar dan terpenting di Irak, ibu kota Propinsi Basra. Kota itu di bangun pada awal perkembangan islam, kemudian menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kini kota itu penting bagi Irak sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan minyak.

pelitamelati.blogspot.com

Basra terletak di Shatt el-Arab di bagian tenggaa Irak, sekitar 115 km dari Teluk Persia dan sekitar 15 km dari sungai Tigris. Kota itu dikelilingi padang pasir. Iklimnya kering. Suhu udara sekitar 25 derajat C. Curah hujan rata-rata 185 mm/tahun.

Jumlah penduduk tahun 1991 diperkirakan sekitar satu juta jiwa, diantaranya mayoritas Arab Irak dari suku Rabi’ah dan Mudar, lainnya Kurdi, Persia dan Turki. Mayoritas penduduk Basra adalah muslim Suni (95%), penganut agama lain Yahudi dan Kristen. Lembaga-lembaga pendidikan umum dan agama, mulai dari tingkat dasar sampai universitas, tersedia di kota basra.

Hasil utama kota Basra adalah kurma, di sekeliling kota terdapat kebun kurma yang amat penting di Irak. Gandum dan padi juga ditanam. Peternakan biri-biri menghasilkan wol. Terdapat pertambangan minyak bumi untuk di ekspor.

Sejarah Kota Basra

Kota Basra dibangun pada tahun 16 H (636 M) pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, setelah wilayah Irak dikuasai oleh tentara islam di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqas tahun 635. Lokasi pembangunan kota Basra ditetapkan sendiri oleh Khalifah Umar di daerah Kharibah yang berdekatan dengan kota pelabuhan Ubullah di Teluk Persia. Arsitekturnya dipercayakan kepada Utbah bin Gaswan yang mempekerjakan 800 pekerja. Utbah menamakan kota yang dibangunnya itu menurut nama bahan yang digunakan untuk membangun kota itu, yaitu al-basrah (sejenis batu putih). Di pusat kota dibangun masjid dan tempat tinggal panglima. Di sekeliling kedua bangunan ini dibangun tempat tinggal tentara.

Adapun kompleks-kompleks pemukiman penduduk disusun berdasarkan kelompok suku, kelompok suku tertentu menempati perkampungan tertentu pula. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, Khalifah Umar memerintahkan membuat sebuah saluran air dari sungai Tigris ke kota itu.
Selama pemerintahan Khalifah Umar, Basra menjadi markas tentara islam.

Umat islam kota Basra dan kota Kufah berjasa besar menaklukan daerah-daerah Persia, Khurasan (Iran Timur) dan Ma Wara an-Nahr (Transoksania, Samarkand) pada masa Umar dan sesudahnya. Dalam perkembangannya, setelah banyak didatangi para pedagang, Basra menjadi pusat perdagangan, baik pada masa al-Khulafa ar-Rasyidun berikutnya, maupun pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.

Seribu Satu Malam

Untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Basra, Khalifah Umar mengirimkan ulama-ulama dari Madinah ke kota itu, antara lain Abu Musa al-Asy,ari. Sejak itu sampai di masa pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah, Basra menjadi salah satu pusat pendidikan di dunia Islam. Para siswa berdatangan ke kota itu mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kota itu menjadi tempat bertemunya Persia dan Arab.

Ketika ilmu pengetahuan dan peradaban Islam mencapai puncak kemajuan dengan berpusat di Baghdad, Basra menjadi pusat kajian bahasa Arab, sastra dan sains yang penting, serta menjadi tempat berkumpulnya para pujangga Arab, sehingga kota itu disebut “khazanah al-Arab”. Kemajuan Basra di bidang perdagangan, bahasa, sastra dan ilmu pengetahuan serta peradaban Islam disebut dalam buku cerita terkenal Seribu Satu Malam (Alf lailah wa lailah).

Sebagai kota ilmu pengetahuan, bahasa dan sastra, kota Basra telah melahirkan sejumlah ulama, tokoh pemikir dan penyair. Ulama yang terkenal antara lain Amr bin al-Ula, Yunus bin Habib, Isa bin Amr, al-Khalil bin Ahmad bin Amr, dan al-Asmai, serta Sibawahi. Tokoh pemikirnya antara lain Farazdaq, Bisyar bin Bard, Muslim bin Wahid, dan Abu Nuwas.

Sejak tahun 1534 hingga tahun 1918, kota Basra dikuasai oleh pemerintah Turki Usmani. Ketika Inggris menaklukan Irak dalam Perang Dunia I, pemerintah Inggris membangun pelabuhan modern di al-Askar, pinggiran kota Basra. Kemudian kota ini menjadi salah satu propinsi Irak sejak merdeka tahun 1932.

Nah pembaca, itulah kota yang berada di 115 KM dari Teluk Persia (BASRA) dan menjadi kota terbesar dan terpenting di Irak.

Wassalamualaikum

Artikel ini dikutip dari : Ensiklopedi Islam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »