Bismillahirrohmannirrohiim
Assalamualaikum,
Sebagai kaum muslimin, kita tidak kehilangan tokoh panutan ilmuwan. Ada banyak ilmuwan yang berpengaruh di dunia, berasal dari Islam. Umat Islam selain memiliki penjelajah dunia yang setara dengan Marco Polo, Hsien Tsieng, Drake, dan Magellan, juga mempunyai raja laut yang hebat.

Ibnu Majid bernama lengkap Shihab ad-Din Ahmad bin Majid bin Muhammad bin Amir bin Duwayk bin Yusuf bin Husayn bin Abi Ma'lak as-Sa'di bin Abi ar-Rakaib an-Najdi. Ia diperkirakan hidup pada pertengahan abad XV M atau ke-IX H. Ibnu Majid adalah seorang navigator andal. Kemampuan tersebut diwarisinya dari ayah dan kakeknya, yang juga dikenal sebagai mualim dan ahli navigasi yang sangat menguasai seluk-beluk Laut Merah. Ayah Ibnu Majid merintis penulisan buku tentang navigasi yang diberi judul al-Hijaziyya. Buku yang membahas tentang kondisi kelautaan sekitar kawasan Hejaz.
Lautan menjadi tempat yang tidak asing bagi Ibnu Majid. Ia sering mengikuti pelayaran yang dilakukan ayahnya di kawasan Laut Merah. Ketika beranjak dewasa, pelayaran bersama kawan-kawannya dilakukan tidak hanya dikawasan Laut Merah, tetapi sudah merambah Samudra Hindia.
Sang Raja Laut
Di Jazirah Arab, nama Ibnu Majid sangat terkenal. Ia adalah seorang pelaut yang mendapat julukan Singa Laut. Di pihak lain, orang-orang portugis menjulukinya al-Malande atau al-Marante yang berarti Raja Laut. Menurut catatan Vasco da Gama, pelaut Arab ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Ia menolong Vasco da Gama menyelesaikan pelayarannya dari Tanjung Harapan, Afrika Utara, menuju India. Institut Studi Ketimuran Leningrad menyimpan sebuah manuskrip berbahsa Arab yang berisi tiga bait puisi karya Ibnu Majid. Di samping itu, Ibnu Majid juga menyisipkan rute pelayaran yang melintasi Laut Merah, Samudera Hindia, dari berbagai kawasan yang berbeda. Dalam hal ini, Ibnu Majid telah menunjukkan kepiawaiannya sebagai ahli navigasi andal. Manuskripnya merupakan warisan yang sangat penting bagi dunia pelayaran.

Produktivitas Ibnu Majid dalam menulis memberi sumbangan tidak terhingga pada dunia pelayaran sesudahnya. Pada masa sebelum kehadiran Ibnu Majid, hanya sedikit pelaut Arab yang berani mengarungi lebih jauh dari kawasan Laut Merah, Pantai Timur Afrika, hingga Pantai Tenggara Afrika atau Sofala, wilayah dekat Madagaskar. Alsan mereka, ketiadaan pedoman navigasi atas wilayah tersebut dapat menyesatkan mereka, terutama arus laut yang memang ganas.
Madagaskar
Konon, wilayah pesisir Afrika Barat sangat tertutup bagi orang-orang Eropa. Pantai tersebut sangat menyeramkan dan penuh misteri, khususnya di seputar kawasan yang dilalui garis khatulistiwa. Setiap kapal pasti mengalami kesulitan ketika hendak melewatinya, kecuali kapal tersebut dilengkapi layar besar yang berfungsi sebagai alat bantu pendorong. Kalaupun kapal itu tidak meiliki layar yang besar, para awaknya harus bekerja sama mendayung kuat-kuat agar kapal bisa berjalan kembali.
Pada masa itu, orang-orang Eropa percaya pada mitos yang mengatakan bahwa setiap kapal yang melintasi kawasan itu tidak akan pernah bisa kembali. Namun, mitos itu akhirnya memudar seiring waktu berjalan. Pada tahun 1461, orang-orang Portugis mulai melakukan perjalanan mengarungi laut dan samudera. Meskipun begitu, untuk membuktikan kalau mitos tersebut tidak benar, orang-orang Portugis mengirim delegasi mereka ke India melalui jalur Mesir pada tahun 1484. Di tengah perjalanan, sang pemimpin delegasi yang bernama Kopelhaem memutuskan singgah sebentar di sekitar kawasan Sokoth Selatan, Semenanjung Arab. Tanpa sengaja, ia bertemu Ibnu Majid Sang Raja Laut. Di tempat inilah para petualang Portugis mendengar cerita tentang Kepulauan Madagaskar untuk pertama kalinya.
Ketika Kopelhaem tiba di Kairo, ia bergegas mengirim surat kepada Raja Portugis yang isinya meminta sang raja mengirimkan utusannya untuk melakukan sebuah misi baru, mengelilingi Afrika untuk mencari Kepulauan Madagaskar. Saat itu, Kopelhaem mendapat bantuan dari Ibnu Majid. Pada tahun 1498, atas bantuan Ibnu Majid, Raja Laut Arab, petualangan Vasco da Gama dinyatakan berhasil.
Ibnu Majid atau Sang Raja Laut adalah seorang navigator Arab terbesar pada abad pertengahan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pelaut yang berpengatuan luas. Ia ahlli di bidang pemetaan, astronomi, dan geografi. Disepanjang hidupnya, ia telah menghasilkan sejumlah karya. Karya Ibnu Majid tersebut di dasarkan pada pengalaman dirinya sendiri selaku navigator dan dipadukan dengan teori-teori navigasi yang diperoleh melalui kitab-kitab para pendahulunya.
Wassalamualaikum
Artikel ini dikutip dari: Biografi Para Ilmuwan Muslim dan Ilmuwan Muslim yang Mengubah Dunia